Senin, 18 April 2016

Artikel tentang Kodak




Sejarah Perusahaan Kodak dan Daftar Beberapa Produk Digitalnya                                                          
Hingga saat ini masih banyak orang-orang tua yang menyebut kamera sebagai Kodak. Ya, hal tersebut adalah dampak dari kepopuleran perusahaan Kodak pada masa lalu dalam dunia fotografi. Atau bahkan orang lebih suka menyebut Roll film dengan kata Kodak, padahal ada banyak merek lain seperti FujiFilm, Superia, Lucky, dan lain-lain. Seolah-olah Kodak adalah perusahaan yang memonopoli peralatan fotografi pada masa lalu. Sayangnya Kodak sejak tahun 2012 sudah menyatakan pailit dan produk-produknya saat ini hampir tidak ada dipasaran kecuali produk second.
Sebelum menulas sejarah perusahaan Kodak dan mengenal berbagai produk terlarisnya, perlu Anda ketahui bahwa Kodak memiliki nama panjang Eastman Kodak Company. Kata Eastman diambil dari sang pendirinya yakni George Eastman, seorang inovator asal Amerika Serikat yang mempopulerkan penggunaan Roll film dalam dunia fotografi. Kodak sendiri bermarkas di Rochester, New York. Pada abad ke 20 perusahaan ini sukses mendominasi dalam penjualan produk fotografi. Bahkan pada tahun 1976 Kodak memiliki pangsa pasar 89% dari penjualan film fotografi di Amerika Serikat. Produk-produknya tentu saja banyak beredar di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Sejarah singkat
Dengan berbekal dari penemuan film bergerak yang digunakan oleh Thomas Alva Edison, George Eastman melakukan eksperimen dengan film gulung untuk digunakan pada fotografi. Sukses dengan penemuannya, Eastman akhirnya mendirikan perusahaan Kodak pada 1988 dan pada saat itu perusahaan memiliki sebuah slogan yang sangat populer yakni “You press the button, we do do the rest” (Anda menekan tombol, selanjutnya kami yang akan mengerjakan). Tentu saja karena saat itu konsumen hanya cukup membeli Roll film untuk dipasang pada kamera dan memotret. Proses pencucian dan percetakan selanjutnya dilakukan oleh Kodak. Roll film buatan Kodak pada saat itu mampu dipakai untuk pengambilan sampai 100 gambar dan untuk proses selanjutnya yakni cuci cetak konsumen hanya perlu membayar 5 Dollar.
Kodak office
Kantor Kodak Pertama di inggris yang terletak di Soho Square, London

Meskipun sangat populer dan mendominasi pasar fotografi film, Kodak memiliki pesaing berat asal Jepang yakni FujiFilm. Perusahaan ini memiliki strategi khusus untuk memasarkan produknya, yakni dengan membanderolnya dengan harga lebih murah. Namun tetap saja oang Amerika Serikat lebih menyukai menggunakan Kodak dibanding produk asing. Kesuksesan FujiFilm ada dipasar Asia, termasuk Indonesia dan di Jepang sendiri. Namun uniknya, pada sekitar tahun 1970-an Kodak dan FujiFilm sama-sama khawatir akan ancaman dari teknologi fotografi digital. Terbukti saat ini Kodak sudah benar-benar terpuruk dalam fotografi digital, sedangkan FujiFilm masih bertahan meski sudah bukan yang terbaik.

Inovasi di teknologi digital
Sebenarnya Kodak sudah mengembangkan teknologi kamera digital pada tahun 1975. Namun pengembangan ini justru dihentikan karena Kodak khawatir akan mengancam bisnis film fotografinya. Sampai akhirnya ketika teknologi digital sudah benar-benar hendak menguasai, pada 1990-an Kodak merencanakan total untuk pindah ke teknologi digital. Sayangnya Kodak minim inovasi sampai akhirnya banyak konsumen yang secara bertahap beralih ke penawaran kamera digital dari perusahaan seperti Sony, Canon, Nikon dan lain-lain. Parahnya lagi pada tahun 2001 penjualan film yang menurun disebabkan oleh berbagai masalah keuangan ditambah juga oleh serangan 11 September. Pada tahun 2001 Kodak dengan produk digital yang seadanya memang masih menempati nomor 2 dalam penjualan produk fotografi digital belakang Sony. Namun mereka harus rugi $ 60 USD pada setiap kamera yang dijual, diperburuk dengan adanya perselisihan antara karyawan dari divisi digital dan filmnya. Pada divisi film, keuntungan turun 18% pada tahun 2005.
Kodak camera innovation
Ilustrasi perkembangan Kamera Kodak dari masa ke masa

Akhirnya pada tahun 2007 posisi Kodak turun dari nomor 2 ke 4 dalam penjualan kamera digital di AS dengan pangsa 9,6 persen , dan pada tahun 2010 menempati posisi ketujuh di belakang Canon , Sony , Nikon dan beberapa brand lain. 19 Januari 2012 Kodak resmi mengajukan Bab 11 mengenai Perlindungan Kepailitan. Kodak EasyShare Z5010 dianggap sebagai kamera terakhir Kodak sebelum pailit.


Produk digital Kodak
Bukannya sedikit, namun kamera digital Kodak banyak yang merupakan gabungan dengan brand lain terutama untuk kelas professional.  Berikut daftarnya: Kodak DC220 Pro Edition, DCS 300 series, DCS 400 series, DCS 500 series, DCS 600 series, DCS 700 series, DCS Pro Back, DCS Pro 14n, DCS Pro SLR/n (lensa Nikon), DCS Pro SLR/c (lensa Canon EOS). Kemudian dari seri Kodak EasyShare DX diantaranya adalah DX3215, DX3500, DX3600, DX3700, DX3900, DX4330, DX4530 dan berbagai seri lain dan versi lain dari DC series, CX series, LS series, C series, Z series, V series, P series, One series, M series yang jumlahnya mencapai ratusan kamera. [ALX]

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Apakah Kodak cukup dengan mengajukan perlindungan bangkrut? Ketika meminta perlindungan pada Kamis, para eksekutif Eastman Kodak, mengatakan mereka ingin meniru jejak korporat AS yang berhasil menemukan diri lagi setelah mengorganisir ulang dibawah supervisi pengadilan, seperti United Airlines dan Chrysler.

CEO perusahaan yang sering dikritik, Antonio Perez, yang telah mencoba mengubah peruntungan Kodak sejak menjabat pada 2005, mengatakan kebangkrutan adalah langkah 'dalam transformasi menuju fondasi lebih kuat bagi Kodak di masa depan. "Yang diharapkan setiap orang adalah Kodak berbisnis seperti semua lagi,' ujarnya dalam pesan video.
Bagi pengamat ekonomi, bisnis seperti semula justru masalah dalam Kodak. Mereka mempertanyakan bagaimana Kodak bisa bangkit dari kebangkrutan. "Saya memperkirakan mereka akan memainkan semua kartu yang ada," ujar guru besar hukum bisnis, Jay Lawrence Westbrook, dari Universitas Texas. Ia memprediksi Kodak akan melikuidasi sebagain besar aset dan bertahan hanya yang berpotensi menguntungkan.
Sementara pengamat yang memiliki rating penjualan Kodak sejak 2001, Shannon Cross, berkata masalah utama Kodak adalah bisnis intinya tak menghasilkan uang. Selama ini perusahaan hidup hanya dari mengandalkan biaya lisensi dari properti intelektual.

"Bagi saya itu tak memberi kepastian sekaligus tak masuk akal bahwa lisensi sebagai beberapa potensi tertinggal akan menjadi satu-satunya pegangan perusahaan," ujarnya. "Sangat sedih melihat apa yang terjadi namun juga tak mengejutkan melihat bagaimana perusahaan itu dikelola."
Pendahulu Kodak, Eastman Dry Plate.Co, dibentuk sebagai rekanan pada 1881 oleh George Eastman, dan menjadi salah satu raksasa cip biru Amerika, sebuah perusahaan yang namanya sangat sinonim dengan pengambilan foto dan kehadiran film dalam kotak kuning yang bisa ditemukan di mana-mana. Namun perusahaan itu lambat merespon kompetisi dari bisnis film dari Fujifilm Jepang yang berujung pada pemotongan harga produk.
Tak hanya itu, meski periset merekalah yang menemukan kamera digital pertama kali pada 1975. Kodak lagi-lagi lambat menerima fotografi digital mereka terus fokus pada pembuatan film. Akhirnya perusahaan itu kembali dilibas pesaingnya.
Pada dengar pendapat Kamis petang, kuasa hukum mewakili kreditur untuk Kodak mempertanyakan rencana manajemen yang ingin meminjam 950 juta dolar agar perusahaan tetap mengapung meski dalam proses kebangkrutan. Mereka tahu betul, perusahaan sudah menghanguskan 2 milyar dolar dalam dua tahun terakhir ketika berupaya menemukan diri kembali.

"Dari prespektif kami, apa yang terjadi di masa lalu adalah prolog saat ini," ujar kuasa hukum para kreditur, Michael Stamer. "Mereka telah mengambil langkah yang kami yakini pembelanjaan ceroboh dan merusak hingga membawa berakhir sepert ini," ujarnya.

Hakim kasus perdata kebangkrutan federal, Allan Gropper, yang memantau kasus tersebut berkata, "Kodak adalah lembaga bisnis besar Amerika dan setiap kreditur di sini, saya yakin ingin menyaksikan perusahan ini segera keluar dari Pasal 11 sesegera mungkin dan kembali sejahtera. Pertanyaan hari ini adalah bagaimana mencapai itu dengan cepat dan sederhana.

Pada akhir dengar pendapat, Kodak memenangkan persetujuan sebesar 650 juta dari kucuran Citigrup. Tugas pertama Kodak bisa jadi ialah menjual paten yang memang sudah ingin dilepas. Meski pembeli mungkin cemas dan takut, penjualan yang diawasi pengadilan akan menjamin proteksi lebih besar terhadap pemalsuan dan klaim-klaim lain. Kuasa hukum Kodak memperkirakan paten-paten yang dimiliki Kodak memiliki nilai 2,2  hingga 2,6 milyar dolar.

Jika penjualan berhasil--dan bergantung pada seberapa banyak yang tersisa, Kodak akan meyakinkan pengadilan bahwa mereka kini telah memiliki rencana bisnis berpotensi hidup. Maklum karena selain hutang perusahaan, Kodak pun saat ini dihadapkan pada tanggungan uang pensiun dan kesejahteraan bagi karyawanannya sesuai standar Amerika.
Direktor manajer dari Conway Mackenzei, Lawrence Perkins, sebuah lembaga restrukturisasi dan konsultasi keuangan, mengatakan kebangkrutan bisa membuat Kodak kembali dengan awalan baru. Namun itu pun bukan perkara mudah. "Ini akan menjadi proses sangat sulit," ujarnya. "Seperti yang lain bisnis telah berevolusi dan sulit untuk mengubah halauan sejarah yang sudah berdiri 130 tahun."
Sumber : smh.com.au


Kodak 'Menyerah' di Bisnis Foto Digital
Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hafidz Muftisany

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Eastman Kodak, perusahaan yang identik dengan dunia fotografi, memutuskan meninggalkan bisnis produksi kameral digital. Perusahaan yang telah 133 tahun beroperasi ini juga mengakhiri produksi kamera video dan kertas foto digital.
Manajemen Kodak memutuskan akan berkonsnetrasi pada divisi lain yang lebih menguntungkan. Misalnya percetakan foto dan printer desktop inkjet. Perusahaan ini memutuskan memotong eksposure usahanya akibat kerugian yang dideritanya beberapa waktu lalu.
"Ini sudah berdasarkan analisis perusahaan tentang tren industri ke depannya," kata Presiden sekaligus Direktur Pemasaran Kodak, Pradeep Jotwani, seperti dikutip dari BBC, Senin (27/8). Total kerugian Kodak enam bulan pertama tahun ini mencapai 665 juta dolar AS. Angka ini memberikan tekanan lebih lanjut pada posisi keuangan perusahaan.
Kebangkrutan Kodak berawal sejak kegagalan perusahaan menjual katalog paten pencitraan digital (digital imaging patent) tahun lalu. Sejak itu, Kodak terus mengalami kekurangan uang tunai. Meskipun, Kodak telah berusaha mengumpulkan dana tunai dengan menjual lebih dari 1.100 paten pencitraan digital miliknya.
Lembaga investasi Amerika Serikat, Lazard, akan membantu penjualan paten pencitraan digital dan kertas foto digital milik Kodak. Apple dan Google, menurut laporan, telah membuat tawaran singkat untuk memperebutkan pembelian paten tersebut. Kedua perusahaan tersebut juga merupakan pesaing dan memiliki hubungan bisnis kurang baik sejak 2009 lalu.
Harga penawaran untuk portofolio itu mencapai 500 juta dolar AS. Padahal, jumlah tersebut masih jauh dari perkiraan Kodak, sekitar 2,6 miliar dolar AS.

Penyebab Kodak Bangkrut

on 23 Jan 2012 at 12:38 WIB
Liputan6.com, New York: Setelah Eastman Kodak Corporation dinyatakan pailit, muncul beragam penelitian tentang penyebab kebangkrutan perusahaan pelopor film fotografi tersebut.

Menurut sejumlah pengamat, seperti dikutip laman timesofindia.com, Senin (23/1), perusahaan pelopor fotografi tersebut tak sanggup melawan arus digital yang semakin berkembang setiap tahun. Tidak seperti IBM dan Xerox Corp, yang sukses menciptakan arus pendapatan baru saat bisnis mereka menurun.
Mereka menilai kesalahan Kodak membuang proyek-proyek baru terlalu cepat yang menyebarkan investasi digital terlalu luas, dan puas pada penilaian Rochester, New York, yang membutakan perusahaan untuk berinovasi pada teknologi lain.
"Kodak sangat puas dengan penilaiain Rochester dan tak pernah mengembangkan kehadiran teknologi baru di pusat-pusat dunia," ujar Rosabeth Kanter, Profesor Administrasi Bisnis Arbuckle di Harvard Business School. "Ini seperti mereka tinggal di museum," sindirnya.
Sejak 1888, George Eastman menciptakan sebuah mesin yang menangkap gambar pada pelat kaca besar. Tak puas dengan terobosan itu, dia melanjutkan untuk mengembangkan film roll dan kemudian kamera Brownie. Selanjutnya pada 1960, Kodak mulai mempelajari potensi komputer dan membuat terobosan besar di tahun 1975, saat salah satu insinyur, Steve Sasson, menemukan kamera digital.
Namun, Kodak tak segera mencium potensi pasar tersebut dan tak fokus pada high-end kamera bagi pasar niche. Para eksekutif juga takut mengorbankan penjualan film initi mereka.
"Ketika (George Eastman) meninggal, ia menyisakan pengaruh pada perusahaan, yang salah satunya Kodak akan terus terikat dalam nostalgia," kata Nancy Westt, seorang profesor yang menulis sejarah Kodak dari University of Missouri. "Nostalgia memang indah, tapi itu tidak memungkinkan orang untuk bergerak maju." tandasnya.
Selain itu, penyebab kebangkrutan Kodak karena perusahaan tersebut melewatkan peluang bisnis. Di Consumer Electronics Show di Las Vegas tahunan pekan lalu, Perez dan Kodak memperkenalkan dua kamera baru yang diyakini bisa terhubung secara nirkabel dengan printer dan posting foto ke Facebook. Namun beberapa pengulas gadget mengatakan kamera baru tidak bisa terhubung ke web tanpa membonceng pada smartphone atau koneksi Wi-Fi.
"Orang tidak hanya tertarik dengan fitur baru, kecuali sesuatu yang revolusioner, dan ini adalah fitur tambahan,"ujar Suzanne Kantra, Editor Blog Teknologi Techlicious dan matan Editor Teknologi Popular Science.
Analis mengatakan Kodak bisa menjadi sebuah kelompok media sosial jika telah berhasil meyakinkan konsumen untuk menggunakan layanan online untuk menyimpan, berbagi, dan mengedit foto-foto mereka. Sebaliknya, Kodak berfokus terlalu banyak pada perangkat dan kalah dalam pertempuran online untuk jaringan sosial seperti Facebook.(MEL)





Kebangkrutan Perusahaan Raksasa Bernama “Kodak”

April 14, 2012
Oleh : Jurianto, Khoirawati dan Dameria Sinaga
Tahun 90-an adalah tahun-tahun dimana perusahaan Kodak sangat berjaya dengan produk kamera manual dan film seluloidnya. Maka tak heran jika masa-masa ini disebut “Kodak Moment”. Kodak yang didirikan oleh Goerge Eastman pada 1892 ini sejak awal mendirikan perusahaan yang memproduksi kamera Analog. Bahkan kamera buatan perusahaan ini dalam sejarah tercatat sebagai kamera yang digunakan oleh astronot pertama yang mendaratkan kakinya di bulan Neil Amstrong untuk mempotret objek-objek di permukaan bulan pada tahun 1969. Dan 6 tahun kemudian kodak mulai memproduksi kamera digital. Artinya perusahaan inilah yang pertama kali memproduksi kamera digital. Namun setelah teknologi kamera digital mulai berkembang, kodak bukannya mengembangkan kamera digitalnya, tapi kodak terus berpacu untuk memproduksi secara besar-besaran kamera analognya yang memang saat itu menjadi andalan perusahaan ini. Justru rivalnya seperti Casio, Nikon dan Canon mengembangkan produk kamera digital.
Perlahan namun pasti teknologi terus berkembang. Perusahaan-perusahaan di Asia terus berkembang Casio dan Canon melihat bahwa peluang pasar kamera digital sedikit demi sedikit terus meningkat. Oleh karenanya perusahaan ini berfokus pada pengembangan kamera digital. Akhirnya ketika dunia memasuki era kamera digital, Kodak kelabakan oleh terjangan rivalnya dari Asia. Bisnis film kamera pun berakhir dan Kodak kesulitan menghasilkan uang. Kamera digital generasi pertama mereka juga kurang diminati karena miskin inovasi. Perkembangan media penyimpanan tidak diikuti oleh Kodak.
Penyebab kebangkrutan Kodak, antara lain adalah ketidaksiapan perusahaan ini mengantisipasi trend perkembangan teknologi. Inovasi teknologi yang lambat, sehingga tidak mampu bersaing dengan perusahaan baru. Kodak juga terlambat membaca peluang bisnis di segmen kamera digital. Kodak juga tidak berhasil menangkap peluang emas dengan kebesaran nama yang dimilikinya untuk meraih pasar yang lebih luas. Kodak sebagai sebuah organisasi seharusnya terus melakukan pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan suatu oraganisasi untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran sehingga organisasi tersebut memiliki kecepatan berfikir dan bertindak dalam merespon perubahan yang muncul untuk menghadapi pesaing-pesaingnya.




Belajar dari Kebangkrutan Bisnis Kodak Corporation

14 Jan 2015 Hits : 2,934
Contoh perusahaan yang bangkrut yang diambil disini adalah perusahaan Eastman Kodak Corporation. Setelah Eastman Kodak Corporation tersebut dinyatakan pailit, banyak pihak yang berusaha mencari tahu penyebab dari kebangkrutan perusahaan tersebut. Menurut sejumlah pengamat, seperti dikutip laman timesofindia.com, perusahaan yang merupakan perusahaan pelopor film fotografi tersebut tidak sanggup melawan arus digital yang semakin berkembang setiap tahunnya. Tidak seperti IBM dan Xerox Corp, yang sukses menciptakan arus pendapatan baru saat bisnis mereka menurun.
Mereka menilai kesalahan kodak membuang proyek-proyek baru terlalu cepat yang menyebarkan investasi digital terlalu luas, dan puas pada penilaian Rochester, New York, yang membutakan perusahaan untuk berinovasi pada teknologi lain. Sejak 1888, George Eastman menciptakan sebuah mesin yang menangkap gambar pada pelat kaca besar. Tak puas dengan terobosan itu, dia melanjutkan untuk mengembangkan film roll dan kemudian kamera Brownie. Selanjutnya pada 1960, Kodak mulai mempelajari potensi komputer dan membuat terobosan besar di tahun 1975, saat salah satu insinyur, Steve Sasson, menemukan kamera digital.
"Ketika (George Eastman) meninggal, ia menyisakan pengaruh pada perusahaan, yang salah satunya Kodak akan terus terikat dalam nostalgia," kata Nancy Westt, seorang profesor yang menulis sejarah Kodak dari University of Missouri. "Nostalgia memang indah, tapi itu tidak memungkinkan orang untuk bergerak maju." tandasnya.
Selain itu, penyebab kebangkrutan Kodak karena perusahaan tersebut melewatkan peluang bisnis. Di Consumer Electronics Show di Las Vegas tahunan pekan lalu, Perez dan Kodak memperkenalkan dua kamera baru yang diyakini bisa terhubung secara nirkabel dengan printer dan posting foto ke Facebook. Namun beberapa pengulas gadget mengatakan kamera baru tidak bisa terhubung ke web tanpa membonceng pada smartphone atau koneksi Wi-Fi.
Dikatakan pula bahwa dalam beberapa tahun terakhir, pimpinan perusahaan gagal memulihkan keuntungan tahunan. Kas yang terus terkuras membuat Kodak kesulitan memenuhi kewajibannya terhadap karyawan dan pensiunannya.
Setelah bertahun-tahun gagal mengikuti era digital, Kodak mengajukan perlindungan pailit. Pemimpin perusahaan Kodak, Antonio Perez menyebutkan, dewan direktur dan segenap tim manajemen meyakini bahwa ini merupakan langkah penting dan tepat dilakukan, demi masa depan Kodak. Ditambahkan Perez, tujuan mendaftarkan diri bangkrut tersebut diambil untuk memaksimalkan nilai pemegang saham, termasuk para karyawan, pensiunan, dan kreditor, serta pengurus dana pensiun.
Analis mengatakan Kodak bisa menjadi sebuah kelompok media sosial jika telah berhasil meyakinkan konsumen untuk menggunakan layanan online untuk menyimpan, berbagi, dan mengedit foto-foto mereka. Sebaliknya, Kodak berfokus terlalu banyak pada perangkat dan kalah dalam pertempuran online untuk jaringan sosial seperti Facebook. (bn)

Lika-Liku Bangkrutnya Kodak

Nurul Qomariyah - detikfinance
Kamis, 19/01/2012 16:15 WIB
New York -'Kodak Moment'. Iklan itu sangat hits di era tahun 1990-an, pada masa emas Eastman Kodak. Tapi masa kini bukan lagi menjadi 'Kodak Moment'. Kerugian yang terus menerus membuat perusahaan yang sudah berusia seabad itu akhirnya minta perlindungan kebangkrutan.

Kodak tak lagi bisa bersaing dengan kompetitornya yang menawarkan produk digital dengan kemajuan sangat pesat. Sejak tahun 2007, Kodak terus merugi. Bahkan nilai pasarnya merosot tajam menjadi hanya US$ 150 juta dibandingkan US$ 31 miliar 15 tahun silam.

Inilah akhir dari kejayaan perusahaan tua Amerika itu. Kodak didirikan oleh George Eastman pada tahun 1892. Pria yang dropout dari SMA itu memulainya dengan membuat piringan fotografi. Untuk menjalankan bisnisnya, ia secara royal membeli mesin seken senilai US$ 125. Dalam 8 tahun, nama Kodak menjadi trademark dan perusahaan kemudian memperkenalkan kamera poket dan juga roll film, sekaligus mendominasi pasar. Eastman juga memperkenalkan 'Dividen Upah', dimana perusahaan akan membayar bonus kepada karyawan berdasarkan pendapatan.

Hampir seabad setelah Kodak berjalan, astronot Neil Amstrong menggunakan kamera Kodak seukuran kotak sepatu untuk mengambil foto pada tahun 1969. Hasil jepretan Neil, yang merupakan orang pertama kali menjejakkan kaki di bulan itu mendapat antusiasme yang sangat tinggi. Jumlah yang melihat lebih banyak ketimbang 80 film yang telah memenangkan "Best Picture' Oscar dan difoto dengan menggunakan Kodak. Itulah era kejayaan Kodak.

Enam tahun setelah perjalanan Armstrong itu, Kodak membuat kamera digital. Namun ukurannya dinilai lebih besar dari poket untuk fotografer amatir, apalagi pesaingnya seperti Canon, Casio dan Nikon menawarkan bentuk yang lebih baik.
Dan bukannya mengembangkan kamera digital, Kodak hanya terdiam dan menghabiskan bertahun-tahun melihat rivalnya mengambil pangsa pasar. Kodak tidak pernah berinovasi untuk bisnis yang sangat ketat persaingannya.

Pada tahun 1994, Kodak memisahkan bisnis kimia, Eastman Chemical Co yang justru lebih sukses. Namun kejatuhan Kodak mulai terlihat ketika pada September secara tidak terduga mulai menarik US$ 160 juta dari jatah kredit, sehingga menimbulkan kekhawatiran perusahaan kekurangan uang tunai.

Dari tahun ke tahun, kondisi Kodak terus memburuk. Spekulasi bangkrutnya Kodak sudah dimulai sejak tahun 2011 lalu, sebelum akhirnya perusahaan resmi membuat pengumuman pendaftaran kebangkrutan chapter 11 pada Kamis (19/1/2012).

"Setelah mempertimbangkan keuntungan Chapter 11 pada saat ini, Dewan Direksi dan seluruh tim manajemen senior secara bulat meyakini bahwa ini adalah langkah yang penting dan hal benar yang dilakukan untuk masa depan Kodak," ujar CEO Kodak Eastman, Antonio Perez seperti dikutip dari AFP.

Hingga akhir September, total aset Kodak sebesar US$ 5,1 miliar dengan kewajiban US$ 6,75 miliar. Pendaftaran Kebangkrutan dilakukan di Pengadilan Kebangkrutan AS di Distrik Bagian Selatan New York. Unit Non-AS yang tidak dimasukkan dalam perlindungan kebangkrutan akan terus membayar kewajiban pada pemasoknya.

Perlindungan kebangkrutan itu akan memberikan Kodak waktu untuk menemukan pembeli atas 1.100 paten digital, yang merupakan nilai kuncinya. Perlindungan ini juga memungkinkan mereka merampingkan bisnis sehingga tetap bisa membayar sekitar 19.000 karyawannya. Pada masa jayanya di era 1980-an, Kodak tercatat memiliki 145.000 pekerja.

Seperti dikutip dari Reuters, Kodak mengaku telah mendapatkan fasilitas pinjaman US$ 950 juta selama 18 bulan agar bisa tetap hidup. Kodak saat ini 'dikawal' oleh penasihat dari bank investasi Lazard Ltd yang telah membantu Kodak mendapatkan pembeli paten digitalnya. Penasihat lain adalah FTI Consulting Inc. Mereka diharapkan bisa membantu Kodak 'hidup' lagi menjadi perusahaan yang lebih ramping dan menguntungkan.
 (qom/ang)








Kodak Jatuh Bangkrut

Kodak gagal beradaptasi dengan kemajuan teknologi kamera digital dan ponsel pintar
Kamis, 19 Januari 2012 | 14:37 WIB
Oleh : Renne R.A Kawilarang
VIVAnews - Eastman Kodak Co., atau dikenal dengan sebutan Kodak, dulu dikenal sebagai salah satu perusahaan peralatan fotografi terkemuka di dunia. Kini, Kodak jatuh bangkrut setelah gagal beradaptasi dengan kemajuan teknologi di tengah populernya kamera digital dan ponsel pintar berfitur kamera.
Menurut kantor berita Reuters, Kodak mengajukan perlindungan pailit ke Pengadilan di Kota New York pada Rabu waktu setempat. Di AS, perusahaan yang jatuh bangkrut berhak mengajukan perlindungan pailit ke pengadilan, sesuai peraturan yang dikenal sebagai Chapter 11, agar tidak sampai dilikuidasi.
Selanjutnya pengadilan akan menentukan apakah perusahaan yang bangkrut ini, sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak kreditur, bisa diselamatkan melalui penjualan aset atau restrukturisasi korporat. "Dewan direktur dan seluruh tim senior manajemen yakin bahwa ini adalah langkah yang diperlukan dan tindakan yang benar demi masa depan Kodak," kata Ketua Dewan Direksi dan Ketua Eksekutif Korporat Kodak, Antonio Perez. Untuk dapat bertahan, Kodak mengungkapkan telah mendapat pinjaman berjangka 18 bulan dari Citigroup sebesar US$950 juta. 
Didirikan 130 tahun lalu, perusahaan Amerika itu pernah merajai industri peralatan fotografi - seperti penjualan kamera dan film. Bahkan Kodak pula yang memperkenalkan teknologi kamera digital.

Namun, teknologi itulah yang lambat laun menghantam bisnis Kodak, yang selama dekade 1980an hingga 1990an sudah merasa nyaman sebagai pemain nomor satu industri fotografi. Konsumen kini sudah meninggalkan pemakaian film - yang menjadi bisnis inti Kodak - dan sejumlah kompetitor mengembangkan produk kamera digital. Apalagi kini muncul teknologi ponsel pintar, yang dilengkapi dengan kamera beresolusi tinggi. 
Dalam beberapa tahun terakhir, pendapatan Kodak pun terus menurun tajam. Dulu mempekerjakan lebih dari 60.000 orang di mancanegara, Kodak kini hanya memiliki sekitar 7.000 pekerja. Kalangan media massa beberapa hari lalu sudah memperkirakan bahwa Kodak terancam jatuh bangkrut. 

Manajemen Kodak sempat menyatakan akan fokus ke industri percetakan dan produk konsumen lain. Namun strategi itu gagal. Kini, demi bertahan hidup, Kodak berupaya mengandalkan penjualan sekitar 1.100 hak paten teknologi produk fotografi.   (eh)


Apa Alasan Kodak Sampai Bangkrut?

Semua pasti kenal dengan Kodak, sebuah merk kamera paling terkenal didunia. Saking terkenalnya zaman dulu – saat saya masih kecil – orang akan menyebut kamera dengan sebutan kodak, pak punya kodak? Bu, boleh pinjam kodaknya untuk foto-foto acara besuk?
Setelah Eastman Kodak Corporation dinyatakan pailit, muncul beragam penelitian tentang penyebab kebangkrutan perusahaan pelopor film fotografi tersebut.
Dari hasil penelitian disebutkan bahwa salah satu penyebab Kodak akhirnya gulung tikar adalah karena gagap beradaptasi dengan kehadiran kamera digital. Padahal mereka sebenarnya sudah menciptakan kamera digital berpuluh tahun lalu.
Sejak 1888, George Eastman menciptakan sebuah mesin yang menangkap gambar pada pelat kaca besar. Tak puas dengan terobosan itu, dia melanjutkan untuk mengembangkan film roll dan kemudian kamera Brownie. Selanjutnya pada 1960, Kodak mulai mempelajari potensi komputer dan membuat terobosan besar di tahun 1975, saat salah satu insinyur, Steve Sasson, menemukan kamera digital. Kamera ini mampu menangkap gambar hitam putih dalam resolusi 10.000 piksel.
Namun sayang, karena takut akan kanibalisasi membuat penemuan mereka itu tidak ditindaklanjuti. “Mengapa kita harus mengkanibalisasi diri kita sendiri?” demikian anggapan yang dilontarkan oleh pihak manajemen seperti dilansir Thesundaily, Jumat (20/1/2012).
Selanjutnya pada tahun 1992, Don Strickland, mantan Vice President pernah meminta untuk merilis kamera digital, namun juga tidak mendapat ijin.
Akhirnya apa mau dikata, ketakutan akan ‘memakan’ produk sendiri ini akhirnya malah menyebabkan pendatang baru menghajar Kodak. Di akhir tahun 90-an kamera digital dari berbagai vendor mulai meledak, sedang Kodak sendiri masih berjalan di tempat.
­Saat Kodak sadar akan kesalahan tersebut akhirnya membuatnya mulai berbenah diri. Namun sayang, semua sudah terlambat bagi perusahaan yang bermarkas di Rochester, New York ini. Mereka pun harus mengejar ketertinggalannya namun kini diketahui, usaha tersebut gagal. Kiprah ratusan tahun legenda di dunia fotografi kini harus ditutup selamanya.







Artikel tentang Motorola




Profile Motorola Inc.
Motorola Inc merupakan perusahaan telekomunikasi asal Amerika Serikat yang menghasilkan berbagai macam produk telekomunikasi. Motorola berpusat di kota Schaumburg, Illinois. Bisnis yang dijalani Motorola selama ini tidak hanya dibidang telepon selular, namun juga dalam bentuk design, penjualan wireless network infrastructure, industri media channel seperti radio dan televisi serta stasiun transmisi.

Motorola pada awalnya bernama Galvin Manufacturing Corporation yang didirikan tahun 1928. Pendiri perusahaan ini yaitu 2 orang bernama Paul Galvin dan Joseph Galvin. Produk awal Motorola adalah batu baterai. Kemudian pada tahun 1930, nama Galvin Manufacturing Corporation pun berubah menjadi Motorola. Nama Motorola berasal dari salah satu jenis produk Galvin Manufacturing Corporation yaitu radio mobil. Nama radio mobil yang dibuat oleh perusahaan ini pada saat itu adalah “Victrola”. Kemudian karena digerakkan oleh “Motor”, maka perusahaan kemudian berganti nama menjadi Motorola.
Pada awal perkembangannya, Motorola banyak bermain dibidang pengembangan produk-produk yang berhubungan dengan radio. Motorola merupakan perusahaan pertama yang menciptakan walkie-talkie dan nantinya akan menjadi perusahaan pertama yang menciptakan telepon selular.
Pada tahun 1955, logo Motorola pun diluncurkan. Logo M pada Motorola kerap disebut sebagai sayap kelelawar atau 'batwing'. Ditahun ini, bisnis Motorola meningkat, tidak hanya terbatas pada radio, namun telah sampai pada bisnis televisi. Pada tahun 1958, Motorola merupakan perusahaan yang menciptakan transmisi radio untuk para astronot NASA di Amerika dalam perjalanan pertama ke bulan.
Tahun 1960, Motorola pertama kali meluncurkan TV berukuran 19 inch, yang saat itu merupakan TV dengan ukuran terbesar di dunia. Tahun 1963, Motorola juga adalah perusahaan pertama yang membuat TV berwarna yang kemudian menjadi standar industri televisi hingga sekarang ini.
Motorola adalah perusahaan pertama yang membuat telepon selular. Tepatnya pada tahun 1991, Motorola membuat GSM pertama di dunia di Hanover, Jerman. Tahun 1994, perkembangan GSM yang dibuat Motorola sampai pada tahap penyatuan digital radio system, paging, data dan suara dalam satu item yang kemudian dikenal sebagai handphone/mobile phone. Tahun 1995, Motorola juga membuat sistem pager pertama yang memungkinkan pengiriman pesan antara 2 orang melalui operator.

Motorola di Indonesia



Pada tahun 1991 Motorola membentuk Kantor Perwakilan di Jakarta. Bisnis perusahaan berkembang dengan pesat dan pada tahun 1995 Motorola mendirikan perseroan terbatas, PT Motorola Indonesia. Dimulai dengan kantor yang kecil dengan 5 orang karyawan pada tahun 1991, jumlah karyawan meningkat lebih dari 100 orang yang 98% adalah orang Indonesia.
Produk yang dijual oleh Motorola untuk mendukung infrastruktur telekomunikasi Indonesia. Produk utama terdiri dari sistem dan perangkat seluler, radio komunikasi dua arah dan perangkat broadband wireless access (BWA).
PT Motorola Indonesia menyediakan sales support, marketing dan engineering support untuk engineering, installation, site survey dan maintenance support.
Untuk mengantisipasi perkembangan bisnis, baru – baru ini Motorola telah merestrukturisasi organisasi bisnisnya menjadi :
  • Home & Network Mobility (Cellular, Wireline & WiMAX)
  • Government & Public Safety
  • Enterprise Mobility Solution
  • Mobile Device

 

Biografi salah satu pendiri Motorola

Paul Galvin adalah pendiri dari Motorola, ia lahir di kota kecil di Harvard, Illinois, pada tanggal 27 Juni 1895. Penulis biografinya mengatakan bahwa pendidikan Galvin di lingkungan kota kecil memberinya kepribadian, ramah. Setelah menyelesaikan SMA, Galvin mengambil pekerjaan musim panas sebagai juru tulis di bangsal lokomotif kereta api Harvard dan musim gugur berikutnya ia terdaftar di Universitas Illinois, 150 mil jauhnya dengan kereta api atau kereta. Di sana ia mengandalkan tabungannya dan pekerjaan paruh waktu untuk memenuhi pengeluaran dan menyelesaikan masa dua tahun belajarnya. Tapi, pada akhir tahun kedua, ia menyimpulkan bahwa ia tidak mendapatkan cukup dana untuk melanjutkan sekolahnya. Dia kembali ke Harvard untuk bekerja sebagai pegawai di stasiun kereta api dan setahun kemudian pergi ke Chicago di mana ia menemukan pekerjaan panitera di Commonwealth Edison.

Tak lama kemudian Paul Galvin terdaftar dalam program pelatihan petugas dalam mengantisipasi masuknya Amerika ke dalam Perang Dunia I. Dia akhirnya menjadi seorang perwira artileri dan mendapat tugas di garis depan di Perancis. Pengalaman masa perang memperkuat iman Galvin dalam kebajikan dari sebuah organisasi baik disiplin mampu menahan krisis melalui loyalitas dan saling perhatian. Pengalaman masa perang juga memperkuat tekad Galvin untuk membuat tempat bagi dirinya di dunia bisnis.

Kembali ke kehidupan sipil pada tahun 1919, Paul Galvin memulai pencariannya untuk bisnis di mana ia bisa mencapai sukses. Dia pertama kali memperoleh pekerjaan dengan Perusahaan Baterai D & G . Kemudian pada 1921, ia bergabung dengan orang lain dari Harvard, Edward Stewart, untuk membentuk sebuah perusahaan manufaktur aki di Marshfield, Wisconsin. Lokasi tersebut dipilih karena kerjasama dari kamar dagang lokal. Lokasi terbukti merugikan karena biaya pengiriman, dan pada tahun 1923 perusahaan keluar dari bisnis. Kembali di Chicago, Galvin menemukan pekerjaan dengan Candy Company Cabang sebagai sekretaris pribadi untuk Emil Brach. Tiga tahun kemudian, pada tahun 1926, Galvin lagi bergabung Edward Stewart untuk mendirikan pabrik manufaktur baterai untuk kedua kalinya. Kali ini perusahaan Galvin memiliki keuntungan dari sebuah lokasi di Chicago dan kemakmuran ekonomi di negara ini. Tapi kemudian, cacat ditemukan dalam produk, pelanggan mulai kalah dari saingan, dan sebelum masalah dapat diselesaikan, kreditur perusahaan melanda, mengambil kepemilikan properti perusahaan. Sekali lagi, mimpi Galvin kesuksesan bisnis berakhir dengan kegagalan.

Semua itu tidak hilang, namun, untuk dalam memerangi untuk mencegah kegagalan kedua, Galvin, Stewart dan seorang insinyur mereka telah menyewa telah mengembangkan alat yang disebut eliminator baterai kering yang memungkinkan sebuah radio rumah untuk menarik listrik dari stopkontak listrik. Kepala departemen radio di Sears, Roebuck didorong Galvin membangun kembali dirinya dalam bisnis membuat eliminator yang kemudian akan membeli dan akhir pada tanggal 25 September 1928, Galvin Manufacturing Corporation baru mulai beroperasi dengan lima karyawan.
Perkembangan Motorola hingga akhirnya terpuruk
Dengan berlalunya waktu, dan di bawah kepemimpinan Robert Galvin, anak dari pendiri perusahaan, Motorola memperluas usahanya pada berbagai ragam bidang produk dan pada tahun 1980 telah menjadi salah satu perusahaan elektronik terbesar dan paling berhasil di dunia. Pada awal tahun 1990, dengan sebuah tim kepemimpinan yang baru di puncaknya Motorola merupakan pemimpin dalam pasar semikonduktor, komunikasi data, dan teknologi telepon seluler. Perusahan tersebut juga dikenal karena kualitasnya, dengan memenangkan Malcolm Baldrige U.S. National Quality Award yang pertama pada tahun 1988. Namun pada pertengahan tahun 1990, Motorola mengalami penurunan yang tampaknya sulit untuk diubah.

Berikut beberapa sebab Motorola mengalami keterpurukan :
1.      Serangkaian kesalahan manajerial yang membuat keputusan bisnis yang buruk dan salah.
  1. Perenncanaan yang kurang matang sehingga nasib buruk telah membuat perusahan mengalami kerugian besar dan pelayanan produk dan kualitas yang buruk.
  2. Ketertinggalan dalam teknologi telepon digital
  3. Pergeseran pasar semikonduktor yang menyebabkan bisnis semikonduktor Motorola berada di posisi yang lemah dalam teknologi baru dan area-area pertumbuhan baru yang potensial.
  4. Krisis moneter yang melanda benua, karena sekitar 24 persen bisnis perusahaan tersebut berada di Asia, krisis moneter tersebut juga menghantam Motorola dengan keras.
  5. Sistem satelit komunikasi iridium senilai $6 miliar yang diciptakan, didanai, dan dibantu pembangunannya oleh perusahaan, tidak berhasil menepati tanggal peluncurannya.
  6. Kesalahan dan kegagalan dalam memanfaatkan dan mengembangkan Produk yang sudah terkenal menyebabkan Motorola Ambruk dari Kesuksesannya.
  7. Motorola terlalu lambat dalam merilis versi-versi terbaru dari smart phone yang diproduksinya.
9.      Dalam persaingannya, Motorola terlalu fokus pada bentuk fisik smart phone yang dirilis dibandingkan keinginan para konsumen.

Berikut dampak yang terjadi akibat keterpurukan Motorola ;
1.      Serangkaian kesalahan manajerial yang membuat keputusan bisnis yang buruk dan salah  yang membuat perusahaan menanggung biaya miliaran dolar bahkan kehilangan independensi mereka. Kesuksesan perangkat telepon genggam tipis Razr membuat pangsa pasar Motorola melaju hingga 22 persen pada 2006. Sayangnya, perusahaan gagal menghadirkan generasi terbaru Razr, sehingga terpaksa menjual dengan harga diskon pada 2007. Di saat Motorola meluncurkan Razr terbaru pada 2010, perusahaan harus bersaing dengan iPhone dan BlackBerry. Akibatnya, penjualan pada 2010 anjlok menjadi hanya US$22 miliar dari rekor US$43 miliar pada 2006.

  1. Perenncanaan yang kurang matang sehingga nasib buruk telah membuat perusahan mengalami kerugian besar, perusahaan kehilangan keunggulannya di pasar, kehilangan kontak dengan konsumennya, dan mendapat masalah sebagai akibat produk dan kualitas pelayanannya yang buruk.
  2. Ketertinggalan dalam teknologi telepon digital dan terpaksa melepaskan kedudukannya sebagai pemimpin pasar kepada Grup Nokia dari Finlandia.
  3. Motorola terlalu lambat dalam merilis versi-versi terbaru dari smart phone yang diproduksinya sehingga produk mereka tidak berhasil mengguli produk iPhone dan BlackBerry.
  4. Pemutusan Hubungan Kerja besar-besaran, pukulan telak yang dirasakan oleh perusahaan Motorola mengakibatkan mereka telah men-PHK sekitar 1.500 karyawannya pada akhir Oktober lalu dan karena krisis ekonomi masih belum beranjak dari Motorola, mereka bersiap akan merumahkan kembali 400 staffnya yang bergerak di divisi pembuatan perangkat keras. Alasannya sama, demi menyelamatkan uang perusahaan sebanyak USD189 juta atau sekira Rp1.8 triliun.
  5. Sistem satelit komunikasi iridium senilai $6 miliar yang diciptakan, didanai, dan dibantu pembangunannya oleh perusahaan, tidak berhasil menepati tanggal peluncurannya sehingga gagal menarik pelanggan, dan pada akhirnya harus dinyatakan bangkrut.
7.      Dalam persaingannya, Motorola terlalu fokus pada bentuk fisik smart phone yang dirilis dibandingkan keinginan para konsumen. Alhasil Motorola harus menanggung rugi berupa penurunan pendapatan yang sangat besar dalam tiga tahun hingga 2009.
8.      Akhirnya Motorola terpaksa menjual unit bisnis Motorola Mobility ke Google Inc yang tercatat menguasai 12 persen pangsa pasar pada Agustus 2012.
9.      Saham turun hingga 90 persen, Kesalahan fokus Motorola dalam berbisnis telah merugikan perusahaan tersebut hingga tiga tahun lamanya. Pada puncaknya, perusahaan telepon seluler tersebut dapat mencetak pendapatan hingga US$ 43,7 juta miliar per tahun, Namun sayang, harga saham Motorola terus jatuh hingga lebih dari 90 persen dari US$ 107 menjadi US$ 13 sejak Oktober 2006 hingga Maret 2009.
10.  Kini jadi milik Google, Motorola Mobility dimiliki oleh Google Inc dan menguasai 11,2 persen pangsa pasar untuk produk ponsel pada Agustus 2012. Namun kemudian, Google menjual Motorola Mobility pada Lenovo senilai US$ 2,91 miliar pada Januari 2014. (Sis/Nrm)
Daftar kutipan:
Liputan6.com, wikimedia.com, androidpolice.com,
Dikutip VIVAnews dari laman 247wallst,
Market Watch, Rabu (31/12/2008).

dikutip dari oddee.com, 247wallst.com, dan wiredtocare.com, Senin (14/7/2014):
dikutip dari situs www.inilah.com